Minggu, 02 September 2012

terjemahan hatiku

Inilah hatiku
yg mencoba bertahan di kerapuhan hidup
yg mungkin membiru, menahan sakit masa lalu
inilah hatiku, yg berusaha bangkit membangun kepercayaan diri,
yg menemukanmu dlm penantian
yg beralaskan ketulusan
mengasihimu sepanjang keikhlasan

inilah hatiku
yg harus kau genggam dgn senyuman
jika ternyata sudah usang
maka kembalikanlah pada ku
pada sepetang senja yg meradang ; hilang

jakarta, 30 oktober 2010

tatkala berjalan

Membaca rembulan separuh, mengundang tangis
Tak tahu apakah yg sebenarnya tertulis di sana

Lintang... Kapan kamu akan datang dan menemani bunda ?

Menjejaki tiap jengkal kenangan, seolah sempurna tiap dekap dan kecupmu
Lupa, bahwa esok sebenarnya milik siapa

Namun begitu, bunda tetap menunggumu sayang,
Ya Allah, aku butuh keajaiban-Mu
hadirkan lintang kecil untukku

Amin!!

jakarta, 2 oktober 2011

purnama membiru

Kubaca sebentuk wajah dalam cermin
Letih tersamar oleh rekah senyumnya
Tangis terurai pada tawa manjanya

Benarkah itu aku ?

Kulihat purnama membiru diwajahku
Masihkah aku yang dulu

Kamu,
Ya kamu!
Mengapa masih disitu
Menatap purnamaku yang membiru
Membiarkan rinduku membatu

Luluh lantakkan saja kepingan hatiku
Leburkan bersama waktu
Kelak,
Dirimu tahu
Bahwa purnamaku yang biru
Takkan terganti oleh bilangan maafmu, selaksa rayumu
Bahkan segenap hadirmu

Aku,
Aku adalah purnama yang membiru
Bersama rindu yang membatu
Dalam sepiku

(medio maret 2011)

hide n seek


Aku ada
Kau tak ada
Kau ada
Aku tak ada
Kita berdua ada
Cinta tak hadir bersama
Cinta datang tiba - tiba
Salah satu kita diam terbata
Kau yang datang tiba - tiba
Aku tergagap hingga semua sirna
Ah, cinta memang buatku gila (kata orang)
Serasa main hide and seek saja (kata aku)
Hahahaha
Akhirnya hanya tawa yang cairkan kesunyian ini
Karena semua sedang mencari yang tersembunyi
Yang tersembunyi, menggoda si pencari
Dengan tawanya di dalam hati


jakarta, 22 desember 2010

hide n seek

rendezvous of love

Menapak diatas guguran daun yang mulai mengering
Di tiap helainya kutemukan diriku
Rapuh

Bilakah semua ini menjadi indah
Terangkai pada waktu dan tempat yang tepat
Daun kering menjadi indah, dalam gubahan cinta kekasihnya

jakarta, 21 desember 2010

aku versi egois

Aku hanya ingin kali ini saja, kudapatkan yang aku mau dengan sempurna. Ku ingin pendamping yang mencintaiku, menyayangiku, merindukanku, dengan tulus hatinya. Hanya aku, ya...hanya aku, tanpa sosok lain menyertainya. Hanya aku dihati, mimpi, dan nyatanya.

Ku ingin dia selalu ada untuk menyeka airmata saat sedihku tiba. Ada untuk membujuk rajukku kala ngambek, menopang lemahku, ada untuk nikmati ceriaku saat bahagia, ada untuk menikmati rindu yang membara, bahkan ada untuk menuntun dan mengarahkanku saat langkah ini terlupa arahnya.

Tentu saja, aku selalu mengasihinya, mencintanya, merindunya, dan selalu mendambanya. Aku akan selalu ada untuknya. Saat ia sedih aku pasti menghiburnya, saat ia suka aku akan menambah kesukaannya, saat ia letih akan kutiadakan peluhnya, saat ia tak bersemangat, aku menjadi penyemangat baginya, tentu saja saat ia pulang dari bekerja, aku telah menyambutnya dengan wajah ceria dan sekecup cinta. Daaan aku akan sllu rajin memasak untuknya.

Hmmmm, sesekali pergi berjalan-jalan bersama, menggandeng lengannya, mengiringi langkahnya, menikmati senja, atau laut, mungkin alam pedesaan, atau sekedar merawat kebun kami bersama, atauuuu memandikan putra putri kami nantinya berdua.

Adakah sosok 'dia' yang ku inginkan, ada diluar sana? Sosok sempurna versi hayalanku yang mungkin egois menurut kacamata orang di luar sana.

Bagiku, harta materi hanyalah bonus, dan akan dibayar dengan kerja keras. Cukup tidaknya tergantung pada kesyukuran kita. Ketulusan rasa adalah utama.
Ah, sosok 'dia' mungkin hanya ada dalam mimpi semata. Biarlah...paling tidak, aku yang egois masih bisa bermimpi.
Sungguh, mimpi yang indah. 

jakarta, 20 desember 2010

sebentuk cinta untuk seroja white

Dear,
Dalam perjalananku memapah diri
Kutemui senyummu sejukkan bilur - bilurku yang setengah membiru ungu
Kudapatkan dekap mesra yg hangat dari jiwamu yang juga tak kalah sendu denganku

Sayang,
Walau sekejap kutatap seraut nyatamu yg bersanding dengan pangeran hatimu kala itu,
Juga bersama peri badung kita yang riuh dengan celotehnya,
Namun tak terkata, tak ternoktah, bahagia membahana

Sahabatku,
Takkan ada kata berpisah maupun selamat tinggal antara kita
Walau jarak dan waktu memisahkan raga yang kan semakin renta
Karena, ketulusan rasa melebihi apapun jua

Seroja,
Kini bertambah setahun lagi pengalamanmu dalam kembara
Kuatkan pancang - pancang jiwa senantiasa
Dunia luas membentang dengan sejuta pesona dan selaksa kebinalannya
Tugas'mu' lah menaklukkannya
Atau dirimu tenggelam didalamnya

Tak ada kidung untukmu, terlebih tart dan lilin seperti dalam cerpen - cerpen itu
Namun pasti sekalung doa dan harap kutitipkan padaNYA khusus untukmu
hanya untukmu 'Siti khadijah'
sahabatku tercinta

Tersenyumlah cantik,
Puisi sederhana ini ku guratkan dengan indah walau tak sempurna
Berbahagialah,
Sebab ada jiwa - jiwa yang kan senantiasa menatapmu dengan sayang

Happy birthday dear

19 Desember 2010

yg sllu menyayangi dn merindukanmu,

zee.

sajak pertemuan


Kujejakkan hati pada pantai bernuansa senja
bermandikan semburat magenta
mencari sesuatu yang tertunda dalam rasa,
pada larik - larik sketsa langit yang tak pernah biasa
menurutku

Terlihat tanpa sengaja
sebentuk awan yang menggumpal bercahaya
terkesima aku tanpa warna rupa
akan keunikannya yang bersahaja

Dan..
sayup kudengar seok langkah pengelana
lusuh dan renta yang terpaksa karena derita
kehilangan cinta yang dianggapnya telah sirna
bersama ketulusan yang dulu pernah ada

Gurat - gurat letih begitu kentara di sebentuk wajahnya
ah, betapa kuingin memeluknya
memberitahukan padanya, bahwa masih ada cahaya dibalik cahaya

Kugandeng lengannya
menariknya susuri bibir pantai
agar terpahami olehnya walau tanpa ku kata
bahwa ketulusan selalu ada
layaknya senja kepada cakrawala

Terjelajahi sang pengembara asa
padang hatiku yang menghijau sempurna
diraih, direngkuhnya dengan erat yang indah

Dan..
aku suka

jakarta, 17 desember 2010

diantara ornamen rasa dua jiwa


Tertimbun rasa atas segenggam ragu yang menestapa
Pada bingkai jiwa

Demikiankah teruji perjalanan dua hati
Agar bahagia menapak pasti dikemudian hari ?

Duhai dewa dewi cinta
Hembuskan nafasmu di tiap rongga cintanya
Kecup hangat di ranum hasratnya
Agar ia tetap yakin akan semua asa yang kami cipta

Dia, dia adalah cintaku
Kekasih jiwaku
Pangeran hatiku
Dermaga terakhirku

Sayang,
Bila hatimu masih ragu berbilang
Masuk ke hatiku
Disana, tidak kan kau temukan seliang anginpun, celah untuk nama lain selain namamu
Tiada setitik celahpun, selain setia ini untukmu

Berjanjilah,
Tetap bertahan bersama badai yang setia ada
Karena badai itu adalah aku, dirimu ; kita

jakarta 15 desember 2010

jelang pasca sebuah cerita

Ketika janji tak lagi diurutan yang utama
Berartikah lagi berbaris ucap
Atau bahkan selaksa susunan abjad

Reremah nelangsa yang berlapis kutimbun dalam kotak jingga yang mengabu
Berharap ada 'magic' yang dapat raibkan jejaknya

Akan padamkah senja tanpa magenta ?

Pada teduh hatimu ku berdiam
Harap akan kisah masa depan yang membintang
Pada teguh jiwamu ku menggantungkan asa
Tentang tulusnya rasa sepanjang usia
Pada hangat asmaramu kutitipkan hasrat
Akan pesona salsa yang memikat
Telah memadai kah ?

Ternyata,
Hingga satu dunia kubentang isinya
Tak pernah cukup untuk mengukur dua jiwa yang mencinta dengan setulus rasa

Jika kemudian ikrar melemah,
Terbayarkah oleh airmata yang men'jingga' ?
Karena itu, membaralah selalu...demi aku yang hampir membatu, bisu

jakarta 12 desember 2010

mengulum kebisuanmu


Mengecup pagi dalam sendu
Ucapkan salam dalam diam
Hening balut jiwa yang meriang
Terang namun tak benderang

Dingin,
Seonggok sepi tak mau pergi
Betah hiasi cakrawala hati
Gantungkan asa - asa yang kulihat hampir basi

Ingin melihat pelangi
Haruskah ku undang hujan,
Lagi ?

Jeruji hati ini
Penjarakan setia dengan pasti
Ketika ragu terisyaratkan pada bola mata yang sepi

Akankah sekecup bintang pada pipi malam membuat semburatnya terangi kota yang padam ?

Alam, jawablah tanyaku dalam diam
Isyaratkan bahwa aku adalah kalian
Agar rasaku abadi terukir di langit, walau suram

jakarta, 10 desember 2010

yang tertunda sepanjang penantian

Ku toleh,
Tak kudengar nada jemarimu
Lalu, hati memujuk rasa

Lagi - lagi
Menyeka tiap tetes yang luruh
Belum jua tiba
Lalu, rayu sabar pada jiwa
Agar tak nestapa

Selang - berselang
24 jam resah bertandang
Kelabu semakin pekat
Menggayut pada hasrat

Terlelap bersama isak
Terjaga oleh igau sebaris nama

Kau bernama cinta
Menggandeng tulus rasa
Berbalut setia pada jiwa
Teruji di tiap - tiap peristiwa

Sayang,
Jangan pernah lupa
Kerjap indah sepasang mata
Menantimu penuh cinta

jakarta, 10 desember 2010

autumn in my heart

Hati memburam
Oleh dingin yang mengembun
Pada serpih cermin rasaku

Ku lambai masa lalu
Ucapkan sesengguk sedu
Tak harap setapakpun kembali

Jangan menangis lara,
Dekaplah jiwa yang memucat abu
Berikan sekecup mesra mu
Di tiap bilur yang tertata, beku
Demi lengkung indah yang terpahat di bibirku

jakarta, 9 desember 2010

aku, aquarium dan ikan

Kupandang, lekat
Kotak segi empat
Hitam, putih, oranye, coklat
Terkadang menghijau
Berkilau ditimpa semburat malu-malu 5 watt

Kutatap, kian rapat
Mencari rona apakah yang tersajikan, lewat tarian yang dipersembahkan setiap saat
Sepi ? Ah tak mungkin
Mereka ramai disitu
Jemu ? Kulihat si memphis menggigit usil, ekor si koki
Mereka bercanda

Masih,
Tatapku melahap
Panorama hidup dalam kotak segiempat
Jemu enggan bertandang
Layaknya mereka yang selalu menari liukkan badan, walau bukan pertanda gembira hati

Lalu aku,
Mengapa terpaku pada satu warna hati
Kenapa tak menari saja ikuti irama hidup ini
Seperti si koki, memphis, red dragon, dan si buntal
Yang selalu menari menghiburku

Ah, kelopak semakin berat
Insomnia pun tak berani dekat
Kotak segiempat,
Lapat-lapat hanya tinggal setitik
Ku lelap, terninabobokan oleh tembang yg tak bernada
Oleh tarian kehidupan jiwa
Oleh gemercik cinta,
di kotak segiempat

jakarta, 2 desember 2010

membaca rindu


Dengarkah kau,
pada derap rinduku yang memacu
hentakkan kisi kisi hati
yang mendadak sepi

Terbacakah olehmu,
pesan yang kusampaikan lewat warna langit
sekilas kecup nakal angin ditelingamu
semburat sipu senja yang mengingatkanmu akan sebentuk raut

Baru kemarin,
seakan berabad lagi akan kujelang

Rindu semakin hujamkan akarnya
tepat di dasar hatiku
yang,
menggenggam hatimu

Ah,
sipuku merona manja


jakarta, 28 oktober 2010

membaca rindu

bersama lelapku


Kulelapkan lelapku, atas pintamu
senandungmu sayup meretas alam mimpi
sebuah tembang cinta kesukaan kau dan aku
meniti sempurna di bibir yang hampir pasi

Terasa jemarimu menari lembut
di setiap raut wajahku yang senyap
tambahkan lena pada lelap yang sekarat
hingga sempurna kelopak yang merapat

terjamahkah olehku mimpi itu  ?

jakarta, 28 oktober 2010

mencoba berkata

Aku mengenalimu, menatapmu, hingga mengenalmu,
dengan hatiku
begitu indah, degan segala pernak pernik yg terkadang mengusik rasa

Aku adalah rapuh
perlu keringanan hatimu untuk bisa hinggap disana
juga keseimbangan jiwa agar tak mudah jatuh pada hempas resah

Mendung sangat ramah menyapaku
terlebih lagi sepi, sangat karib
belum lagi isak yang membalut sepiku
begitu dominan
ah, complicated kata orang - orang

Itulah aku,
aku yg mencintaimu
aku yg kau cintai
kata rembulan pada embun dini hari

jakarta, 26 juli 2010

entah..

Ku kutip kembali serpihan diri
yg kutinggalkan dilorong" tak bernama,
berharap masih bisa kurekat
agar sempurna sebuah hajat

Cahaya bola malam itu masih berada dibalik awan yg merimbun
seolah sipu akan kerlingku yg tak terjamu olehnya

Diriku hampir merepih,
oleh itu akan kupinjam sedikit kekuatan kelam
maka, biar saja ia tetap dibalik rerimbun awan
agar malam yg suram dapat perankan artinya
demi aku penggembala lara

Lihatlah,
entah apa yg ku eja
sepertinya aku sedang salah menata kata

jakarta, 22 juli 2010

yang terlewatkan

Sengaja mengutip remah peristiwa
lalu
ketika duduk di bebukit membaca awan dan peristiwa langit
sosok remaja aku begitu tenang
menyerahkan alam fikirnya pada alam

Beranjak mendewasakan diri seiring pikul yg harus tertanggung
hanya dapat menitipkan salam lewat angin kepada penjuru cakrawala,
untuk masa yg terlewatkan
dalam diam yang berbalam

Mungkinkah kini kutebus segala indah yg terlewatkan
agar tak ada penyesalan
sebagaimana bila aku terlupa menatap langit, suatu ketika dulu
selepas hujan ?

jakarta, 21 juli 2010

dalam selubung

Kulihat matahari senja berwarna oranye
kau bilang, kuning tua
tak sehatikah bila
penglihatan kita tak seirama
layaknya kuterima rasamu saat kau mengamanatkannya dulu

Kau menangis
akupun luruhkan bulir yg meratap
tak sepahamkah jika
kau inginkan sesuatu yg membuatku sakit

Akhirnya akupun bertanya
apakah yang dinamakan penerimaan, ketulusan, keikhlasan atas rasa
jika salah satu tak bisa menghargainya

haruskah ada yg mati rasa
antara kita ?
ah, sengaja atau tidak sengaja manusia memang penuh cerita dusta

jakarta, 20 juli 2010

redup hati

Mega kelabu menggayut diujung nestapa
adakah rinai kan tiba
atau hanya sekilas sayu yang ingin singgah mewarnai rasa

Ada penggalan duri tersisa pada hati yg menanah
sakit, seirama degup jiwa yg menurun kadar hidupnya

Menangislah airmataku,
ruahkan jadi anak" sungai maupun telaga
sejukkan mimpi" yg tertunda
naungi semua asa yg tergolek sepi
agar tak merapuh dn pergi

Mengalirlah dukaku,
iringi ayunan ratapan hati
sisakan sedikit perihnya sepi
untuk sadarkanku bahwa
masih ada rasa tertinggal dihati
kini.

jakarta, 17 juli 2010

kepulangan

Ada rindu meliuk manja diantara
tangis dan senyumku
disana, tersampaikan oleh debur ombak membahana

Terhidu aroma kasih, memeluk kepulanganku, memanjakan rinduku,
terlihat pada semburat magenta diantara laut dan tebing girijati

Asa mengecupku hangat, sadarkan bahwa dirimu nyata, senyata saat kuraup pasir yang terjamah diantara bebatuan menjulang

Sirna pedih yang menahun, oleh persembahan yang paripurna darimu

'GIRIJATI'
begitu kau menyebutnya
ya, bukit kepulangan kita
kado terindah 

jakarta, 15 juli 2010

di lembah malam (zee ft pandawa)

Pandawa :

ketika malam hunuskan senyap
keringat membulir di tepi tepi hati
yang terengah meniti jejakmu,
untunglah kau tinggalkan
seret panjang di setapak
dari juntai baju kurungmu,
rehatlah sejenak agar
dapat kubingkiskan salutku,
ini ada mukena dan
sajadah untukmu,
terimalah dendam tertahanku
atas tunjaman kasihmu,
warna yang mempelangikan
darah dan sukmaku


Senja:

Cintamu padaku selaksa bimasakti
Namun takkan melebihi cintamu padaNya
Indah dan menawan

Genggamanmu menarik ruhku melewati cahaya surga
Membasuh seluruh nista dan keluhku
Aku tau sayang
Engkau berikan mukena dan sajadah
Agar aku dapat menyempurnakan rindu
Yang sedang bergemelut dalam dada
Pada lembah malam yang kelam

Kelak..
Pada malam - malam yang sempurna
Kita dendangkan kalam penyejuk hati
Bersama lewati hingga dini hari
Aku menjadi makmum sepenuh hati

Aku kan menunggumu
Menunggu dikepulangan kita
Ah, pijarmu terangi sukmaku

Jakarta, 12 Juni 2010

Senin, 13 Agustus 2012

Jawab Saja..

Katakanlah itu cinta
yang mampu semburatkan warna pastel
diantara kelam malam

Sebutlah ia ketulusan
tak terharga oleh apapun
yang mampu luluhkan sang pengembara dan putri salju
Panggil saja dengan nama rasa
untuk setiap percikan yang disebabkan bara cinta

Itu pemahamanku,
lalu bagaimana denganmu,
kalian ?

Cukupkah hanya dengan
cinta ; ketulusan ; rasa
atau seperti kata kekasihku
djisamsoe ; anggur ; salsa
or
.......
untuk menuju sejatinya cintamu
atas rasa yang mausiawi
Jakarta 7 Juli 2010

Minggu, 12 Agustus 2012

Dear, you


Malam memanggil dalam diam
Lewat purnama yang tak lebih besar dari ibu jariku
Mengingatmu, kenangan kita
Yang entah kapan kita pernah memulainya

Mengerjap
Masih pada bulan yang bisu abu - abu
Resah jika kelak semua terlupakan
Saat mataku terenggut oleh musim yang baru

Pergilah..
Lelah ini ingin kuhentikan
sejenak,
Bersama kecupan yang dilakukan dua bola mata

jakarta, 13 agustus 2012

Minggu, 05 Agustus 2012

TITIK

Ketika aku inginkan 'keakuan'
ingin terlihat, hingga tak tak terabai
namun arang tetaplah hitam

Saat bunga diselimuti embun, kau lihat begitu indah
terabakah kedinginannya oleh pesona semu

Juga kupu yang memikat hati
indahnya hanya 14 hari
syukur atau sedih

Pasti kau tak mengertikan catatan ini ?
begitupun aku
terserah saja, ini hitamku
bingung ......
usailah kalau begitu
aku ingin lelap bersama fikirku

Sepi,
bisu,
hening,
hitam,
aku!

Jakarta, 2 Juli 2010

PEMAKNAAN ATAS RASAKU

Penantian adalah siksa bagi rindu
namun bermekaran mawar ungu, karena nikmat yg terbayar setelah bertemu

Cemburu terkadang menjadi racun bagi jiwa" yang mencinta
namun akan tumbuh anggrek yang mempesona setelah badai yang buta

Terluka, perih, airmata, tawa selang seli diantara berbagai rasaku, namun selalu hadir aneka warna bunga diantaranya yang akhirnya melengkapi koleksi kembangku, dan akan menjadi taman yang indah bila semakin banyak rasa yang hadir atasmu

Apapun rasa yang datang darimu adalah bunga

Jakarta, 26 Juni 2010

PAHAMKU

Aku memang arang,
arang hitam disela punahan kayu
terbalut abu hingga samarkan warnaku

Teronggok sepi bersama puing yang membumi
menunggu curah hujan yang kembalikan hitamku
karena aku sememangnya hitam yang hitam

Lalu..
mengapa kau masih mematung disana?

Jakarta, 17 Juni 2010

MASIH.. ( untuk mama )

Kubang rindu, 11 juni, 2010

Menemui mama tersayang

Ma,

apa kabar selama ini ? masihkah mama menungguku tiap - tiap malam disimpang yang biasa mama memjemput aku pulang kerja, seperti dulu..apakah mama marah padaku karena telat pulang..rindukah mama pada putri pemberontakmu ini ?

Mama..

masih seringkah mama menangis dalam hati..dulu, selalu kulihat duka dalam senyummu, pijar pedih dimatamu, namun tanyaku tak pernah kau gubris..jawabmu selalu bisa menghentikan keingintahuanku tentang rahasia hatimu..hingga kini aku hanya meraba dan menyimpulkan jawab yang ragu.

masihkah juga sering nyeri di dadamu..selalu tak sengaja kulihat kau mendekap dada kirimu dengan ekspresi kaku..mengapa tak berbagi denganku ma ? masih terlalu kecilkah kakak (panggilanmu untukku) dimatamu..waktu itu aku sudah cukup dewasa ma (anggapku)..isakkmu yang kau tahan pada hening dini hari selalu tertangkap telingaku, aku tahu mama sedang menangis..karena dia kah, karena lelaki yang kusebut bapak itukah kau menangis ma ? ya..pasti karena dia

Mama sayang,

maaf, bukan kakak ingin mengungkit lukamu..penggalan diatas hanya luahan hatiku..aku rindu pada mama, sangaaaat rindu. walau ku tak pernah ingat kapan terakhir kali kau mengusap rambutku, aku masih juga rindu. walau kutak ingat bila mama pernah mencium pipiku, aku tetap sangat rindu.

bila kutelusuri perjalanan masa - masa aku bersamamu, ternyata kita tidak seakrab hayalanku, tidak juga sekarib yang dalam mimpiku. namun begitu aku tahu pasti mama sangat sayang padaku melebihi yang lainnya.

mama,

aku ingin sekali tidur dipangkuanmu, sangat ingin..rasanya belum pernah aku begitu padamu kan ? ah, kalau nanti kakak pulang masih maukan mama memangku kepalaku ? pasti mau. kalau nanti aku pulang, aku juga ingin ucapkan pada mama, bahwa aku sangat sayang mama, dari dulu sampai selamanya.

Ma..

pasti mama mengerti kakak kan? mengerti kenapa sampai saat ini kakak telat pulang..jadi, jangan tunggu aku di simpang jalan yang biasa itu lagi, jangan ma, nanti mama masuk angin dan sakit..aku tak ingin mama sakit saat kepulanganku nanti..mama tunggu saja aku dirumah ya ? kalau malam jangan lupa pakai sweater nya, biar hangat. oh iya, kalau mama melihatku nanti pasti mama kaget, karena kakak sudah lebih cantik dan dewasa, seperti inginmu..dan setelah kakak pulang nanti kakak tidak akan meninggalkanmu lagi, kakak akan menjagamu, merawatmu, selalu ada untukmu..pasti mama suka kan ?

Mama..

Tunggu aku ya ? jangan pergi kemana - mana..tunggu kakak pulang..kakak pasti pulang demi rindu dan kasih ini padamu..pasti..

salam rindu dan sayang selalu

Anakmu,

kakak

TANYA PADA DAHINA

Kulihat surya masih ada
Tapi kenapa sinarnya malas saja
Hingga sebabkan mendung disemua arah
Termasuk hatiku
Apakah surya lelah pancarkan energinya
Atau awan yg sirik pada cahaya yang sampai ke bumi
Atau hatiku yang melemah semangatnya
Dek rindu yang melara

Jawablah , wahai penguasa !
Mengapa diam saja
Terkejutkah akan seruak tanya di penggal hari ini
Atau tak suka aku bertanya ?

Terserah saja...
Menyingkir saja dari hariku
Jika kau tak mampu beri jawabku
Atau tamat saja riwayatmu
Agar lebih pas warna alamku

Pilihlah,
Kutunngu jawabmu
Pada puisi penggal hari berikutnya

Jakarta, 10 Juni 2010

EPISODE SENJA KALI INI

Senja kali ini hatiku terluka...
luka yang ditorehkan tangan tangan kejam dari seberang
tangan yang berwajah serigala berhati musang
yang membunuh raga serta jiwa jiwa saudaraku tercinta

Menangis melihat yang terjadi
Namun apa daya, tangisku hanya menambah perih
Hanya dapat menyusun jari mengahadap yang Hakiki
Semoga masih ada keajaiban yang kunanti

Ya Rabb...
Kuatkanlah para pencari damai di bumi palestina
Tegarkanlah para jiwa penunggu asa disana
Terlebih para anak anak, wanita, dan orang tua
Sungguh tak kuasa walau hanya melihat dari berita

Inginku..
Jangan izinkan tangan kotor itu menyentuh wajah mungilnya
Tak perlu senjata itu sampai pada tubuh rentanya
Apalagi serangan yang menyapa raut disebalik jilbab yang memerah darah

Miris
Teriris
Menangis
Saat kutorehkan kalimat pengungkap tragis
Untuk saudaraku, perwiraku, malaikat kecilku,
Di bumi palestina, yang hampir membiru
Karena hati para israel yang membatu

Jakarta, 2 Juni 2010

DAFTAR INGINKU

Memelukmu rindu..
ah, malu
kugandeng saja lenganmu
mmm..aduh bagaimana ya ?

Pertama tama senyum,
mendekat, memelukmu hangat
bergandengan erat
lalu kita berangkat
ke pulau hayalan yang hampir berkarat

Aku ingin melafazkan untaian doa doa kita bersama
kau menjadi imamnya, dan aku dibelakangmu
kemudian aku ingin ke pantai bersamamu
melihat sunset dan sunrise
juga ingin melihat bintang bintang
aku juga mau membonceng dibelakangmu
menyusuri hening pagi, membangunkan fajar
kemudian aku sangat ingin membasuh kakimu
meluruhkan letihmu karena telah mewujudkan semua inginku

Ah,
aku ingin semuanya menjadi nyata
nyata yang menyata
dikehidupan kita
sekarang ataupun nanti
tetap akan kunanti
bersama pasti yang tinggal menungu janjinya ditepati

Jakarta, 30 Mei 2010

CATATAN DI KAKI LANGIT

Sayu..
tatkala sekilas memandang
bibir pantai, biru laut
hanya dalam terawang ingatan
yang terpendam

Rindu..
pada jejak yang di cumbu ombak
pada deburnya yang syahdu
terhadap angin yang mengecup hangat
seluruh wajah dan tubuhku

Suatu ketika nanti,
aku pasti kembali
untuk mengukir pantaimu
dengan jejak tapakku yang rindu
untuk ramaikan riuh ombakmu
dengan jerit dan tawaku
untuk lukiskan pada langitmu
senyum dan bahagiaku yang padu
bersama pangeran hatiku
yang pernah kuceritakan padamu
satu ketika dulu, di kaki langit

Jakarta, 30 Mei 2010

MENCARI LETAKKU

Meneliti remah remah penantian

membaca segunung asa

yang pernah kau ungkapkan

dulu

Entah tertinggal dimana aku kini

hingga tak dapat kulihat bayangmu

berusaha meraba jejakmu

mencium bau angin yang kau tinggalkan

tetap saja, aku tersesat

Keliru

Jika tak lagi suka, tinggalkanlah

atau inikah caramu mengasihiku

terlantarkan rasaku di sangkar lapuk ini

tinggalkan hatiku yang terluka

bak peri yang kusut sayapnya

meringkuk sepi diluar bingkai kekasihnya

Jakarta, 19 Mei 2010

MENCARI LETAKKU

Meneliti remah remah penantian 
membaca segunung asa 
yang pernah kau ungkapkan
dulu

Entah tertinggal dimana aku kini
hingga tak dapat kulihat bayangmu
berusaha meraba jejakmu
mencium bau angin yang kau tinggalkan
tetap saja, aku tersesat

Keliru

Jika tak suka lagi, tinggalkanlah
atau, inikah caramu mengasihiku
terlantarkan rasaku di sangkar lapuk ini
tinggalkan hatiku yang terluka
bak peri yang kusut sayapnya
meringkuk sepi diluar bingkai kekasihnya

MASIHKAH

Awalnya seperti sempurna,
rasa, jiwa ; melebur

Muncul kisah dulu, berurai derita,
celaka, malu ; aku

Sontakkan hati, perih
namun terima, tetap mencinta
takkan berubah
ucapmu ; kau

Masihkah aku, walau tak seperti suci peri peri


Masihkah kau
akan menggandengku dengan segala cerita itu
tuk telusuri mimpi kita

Masihkah, kau akan mengecupku bak kupu ?
lembut dan rela mati karena racunku

Masihkah..

Jakarta, 16 April 2010

Sabtu, 04 Agustus 2012

MEMELUK MIMPI

Sumringah tawa
Berkejaran di bawah langit senja
Memercik ombak pada jejak - jejak kita
Bercanda pada airmata yang luruh
Kau ; aku

Menyusuri rindang perdu
Menggandeng cinta dan rindu
Rasa tersampaikan hanya lewat pandangan dan senyuman
Kau ; aku

Memeluk malam bersama sama
Dalam dekap kasihmu yg hangat
Bersama manjaku yg ceria
Tak terukur segala rasa yg tercipta antara kita
Luluhkan rindu, leburlah dalam gemulai tarian jiwa

Jakarta, 16 Mei 2010

SHILUET GADIS SENJA

 Medio 2000

Setiap hari
bila sdh jam 18.00
ia berlari menuju dermaga,
tepatnya di sebuah pelantar dalam dermaga

Tak hirau akan jelingan petugas
yang sudah lali akan ulah rutinnya
hadir di situ saat senja melabuhkan tirainya
'ah,msh sempat' gumamnya

Diapun duduk menjuntai
"5..4..3..2..1.."
lagi2 dia tersenyum puas
akan ketepatan hitungannya dgn tenggelamnya sang surya
ditebarkan pesona senyumnya
yang hanya bsa dinikmati laut dan angin

Berdiri
melangkah pulang
tapi esok dia pasti dtg lagikarena cintanya pada senja

LELAKI DIBALIK JENDELA

Memandang dari balik jendela
rinai yang menjejak bumi
berirama sendu
sesendu hatinya yg kehilanganmu

Memerhati keramaian dari balik jendela
melihat namun kosong
sekosong hidupnya tanpa celotehmu

Menatap malam dari balik jendela
mengenang cerita
menghitung bintang bersamamu
menatapmu dalam setiap kenangannya
dari balik jendela

Hanya begitu inginnya
saat penglihatannya terenggut bersama waktu yg memanggilmu
seolah dgn begitu dia menemukanmu
dibalik jendela..jendela kenangannya

Jakarta, 13 Mei 2010

PESAN CINTA (Dialog zee n yoeky roh )

Roh................
Ku gantung kan sayap di tubuh
Terbang menuju ke alam fatamorgana
Dan saat hati berbicara
Kemana akan ku cari seuntai bahagia

Walau tahu semua bagaikan semu
Tetap berharap jadi nyata

Saat ku takut cinta menjadi hampa
Hati hanya mampu mengguman
Walau di relung hati hanya memimpi akan cinta

Zee..................
Terbanglah
Gapai apa yang menjadi inginmu
Kan ku kirim sayap sayapku mengiringimu
Agar tak terjatuh saat milikmu rapuh

Raihlah
Yang semu akan menjadi nyata
Mimpi akan jadi realita
Jika kau terus tangguh dan berusaha

Tersenyumlah
Karena aku ada di sana
Tuk menyambut kedatanganmu
Wahai pengembara

Roh...................
Ku genggam semua rasa mu
Ku rangkul semua dalam hati
Senyumku untuk dunia
Demi hadir kan semua rasa di hati

Ku tanggal kan sayap rapuh ku
Ku pasang sayap pemberian
Terbang menuju singgasana hatiku
Tuk mencari kehidupan

Zee......................
Teruslah terbang dalam pencarianmu
Jadikan rasaku sebagai suluhmu

Ingatlah
Ada tanda di singgasanaku
Sebentuk hati yang menunggumu

Roh......................
Kutunggu rasa mu dalam jiwa
Menanti ia jengukkan wajahnya dalam hatiku
kusematkan kan nama mu dalam aliran darahku
Tuk penghidup raga dan hati yang hampa.

Tunggu hadirku disana wahai peri cinta

Jakarta,14 april 2010