Minggu, 02 September 2012

aku versi egois

Aku hanya ingin kali ini saja, kudapatkan yang aku mau dengan sempurna. Ku ingin pendamping yang mencintaiku, menyayangiku, merindukanku, dengan tulus hatinya. Hanya aku, ya...hanya aku, tanpa sosok lain menyertainya. Hanya aku dihati, mimpi, dan nyatanya.

Ku ingin dia selalu ada untuk menyeka airmata saat sedihku tiba. Ada untuk membujuk rajukku kala ngambek, menopang lemahku, ada untuk nikmati ceriaku saat bahagia, ada untuk menikmati rindu yang membara, bahkan ada untuk menuntun dan mengarahkanku saat langkah ini terlupa arahnya.

Tentu saja, aku selalu mengasihinya, mencintanya, merindunya, dan selalu mendambanya. Aku akan selalu ada untuknya. Saat ia sedih aku pasti menghiburnya, saat ia suka aku akan menambah kesukaannya, saat ia letih akan kutiadakan peluhnya, saat ia tak bersemangat, aku menjadi penyemangat baginya, tentu saja saat ia pulang dari bekerja, aku telah menyambutnya dengan wajah ceria dan sekecup cinta. Daaan aku akan sllu rajin memasak untuknya.

Hmmmm, sesekali pergi berjalan-jalan bersama, menggandeng lengannya, mengiringi langkahnya, menikmati senja, atau laut, mungkin alam pedesaan, atau sekedar merawat kebun kami bersama, atauuuu memandikan putra putri kami nantinya berdua.

Adakah sosok 'dia' yang ku inginkan, ada diluar sana? Sosok sempurna versi hayalanku yang mungkin egois menurut kacamata orang di luar sana.

Bagiku, harta materi hanyalah bonus, dan akan dibayar dengan kerja keras. Cukup tidaknya tergantung pada kesyukuran kita. Ketulusan rasa adalah utama.
Ah, sosok 'dia' mungkin hanya ada dalam mimpi semata. Biarlah...paling tidak, aku yang egois masih bisa bermimpi.
Sungguh, mimpi yang indah. 

jakarta, 20 desember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar