Kupandang, lekat
Kotak segi empat
Hitam, putih, oranye, coklat
Terkadang menghijau
Berkilau ditimpa semburat malu-malu 5 watt
Kutatap, kian rapat
Mencari rona apakah yang tersajikan, lewat tarian yang dipersembahkan setiap saat
Sepi ? Ah tak mungkin
Mereka ramai disitu
Jemu ? Kulihat si memphis menggigit usil, ekor si koki
Mereka bercanda
Masih,
Tatapku melahap
Panorama hidup dalam kotak segiempat
Jemu enggan bertandang
Layaknya mereka yang selalu menari liukkan badan, walau bukan pertanda gembira hati
Lalu aku,
Mengapa terpaku pada satu warna hati
Kenapa tak menari saja ikuti irama hidup ini
Seperti si koki, memphis, red dragon, dan si buntal
Yang selalu menari menghiburku
Ah, kelopak semakin berat
Insomnia pun tak berani dekat
Kotak segiempat,
Lapat-lapat hanya tinggal setitik
Ku lelap, terninabobokan oleh tembang yg tak bernada
Oleh tarian kehidupan jiwa
Oleh gemercik cinta,
di kotak segiempat
Kotak segi empat
Hitam, putih, oranye, coklat
Terkadang menghijau
Berkilau ditimpa semburat malu-malu 5 watt
Kutatap, kian rapat
Mencari rona apakah yang tersajikan, lewat tarian yang dipersembahkan setiap saat
Sepi ? Ah tak mungkin
Mereka ramai disitu
Jemu ? Kulihat si memphis menggigit usil, ekor si koki
Mereka bercanda
Masih,
Tatapku melahap
Panorama hidup dalam kotak segiempat
Jemu enggan bertandang
Layaknya mereka yang selalu menari liukkan badan, walau bukan pertanda gembira hati
Lalu aku,
Mengapa terpaku pada satu warna hati
Kenapa tak menari saja ikuti irama hidup ini
Seperti si koki, memphis, red dragon, dan si buntal
Yang selalu menari menghiburku
Ah, kelopak semakin berat
Insomnia pun tak berani dekat
Kotak segiempat,
Lapat-lapat hanya tinggal setitik
Ku lelap, terninabobokan oleh tembang yg tak bernada
Oleh tarian kehidupan jiwa
Oleh gemercik cinta,
di kotak segiempat
jakarta, 2 desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar