Aku berdiri diatas retaknya rindu yang hampir berkecai
Sejauh mata memandang hanya terbentang ketandusan jiwa seorang insan
Yang bernama aku
Menitik bulir bening dipipi nuraniku
Mengalir terus hingga kedasar kalbu
Meresap dikerontangnya sanubari
Tak berbekas walau hanya sekilas lembab
Kembaraku pun menuju kenangan
Siluet bersamamu meliukkan perjalanan kita
Tersandung pada sebuah bongkah kesombongan yang egois
Akhirnya sosokmu membuangku dalam tangis
Masih ku berdiri di retaknya rindu ini
Ingin ku raup menjadi sehalus porselin
Lalu kocorakkan karya cinta yang disulami rindu purnama
Namun...
Hanya sebatas ingin hingga keajaiban menggamit datang
Karena kutahu, rindumu tak lagi bersenandung
Jakarta, 27 Maret 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar