Aku hanya ingin kali ini saja, kudapatkan yang aku mau dengan
sempurna. Ku ingin pendamping yang mencintaiku, menyayangiku,
merindukanku, dengan tulus hatinya. Hanya aku, ya...hanya aku, tanpa
sosok lain menyertainya. Hanya aku dihati, mimpi, dan nyatanya.
Ku
ingin dia selalu ada untuk menyeka airmata saat sedihku tiba. Ada untuk
membujuk rajukku kala ngambek, menopang lemahku, ada untuk nikmati
ceriaku saat bahagia, ada untuk menikmati rindu yang membara, bahkan
ada untuk menuntun dan mengarahkanku saat langkah ini terlupa arahnya.
Tentu
saja, aku selalu mengasihinya, mencintanya, merindunya, dan selalu
mendambanya. Aku akan selalu ada untuknya. Saat ia sedih aku pasti
menghiburnya, saat ia suka aku akan menambah kesukaannya, saat ia letih
akan kutiadakan peluhnya, saat ia tak bersemangat, aku menjadi
penyemangat baginya, tentu saja saat ia pulang dari bekerja, aku telah
menyambutnya dengan wajah ceria dan sekecup cinta. Daaan aku akan sllu
rajin memasak untuknya.
Hmmmm, sesekali pergi berjalan-jalan
bersama, menggandeng lengannya, mengiringi langkahnya, menikmati senja,
atau laut, mungkin alam pedesaan, atau sekedar merawat kebun kami
bersama, atauuuu memandikan putra putri kami nantinya berdua.
Adakah
sosok 'dia' yang ku inginkan, ada diluar sana? Sosok sempurna versi
hayalanku yang mungkin egois menurut kacamata orang di luar sana.
Bagiku,
harta materi hanyalah bonus, dan akan dibayar dengan kerja keras. Cukup
tidaknya tergantung pada kesyukuran kita. Ketulusan rasa adalah utama.
Ah, sosok 'dia' mungkin hanya ada dalam mimpi semata. Biarlah...paling tidak, aku yang egois masih bisa bermimpi.
Sungguh, mimpi yang indah.
jakarta, 20 desember 2010