Dan remukkan, kala kesalmu datang
Dan hempaskan, ke tempat sampah saat puncak amarahmu tiba
Aku juga bukan tebing, tempat kau pijakkan kokoh kakimu, untuk meraih puncak egomu
Dan terlebih, aku bukan halaman,
Yang dapat kau tanami dengan aneka kembang kesukaanmu, hingga tempat melemparkan sepatu usangmu,
Juga aku bukan bonekamu, yang tidak merasa sakit saat kau cubit, tidak berdarah saat terputus tangannya kala kau tarik terllalu kuat
Yang terpenting, aku bukan hiasan, yang tahan membisu dibalik etalase mewahmu, walau trkadang kau sentuh tuk singkirkan debu-debu nakal itu
Kutegaskan, ku juga bukan karang
Yang tahan pada terpaan ombak, tak kenal masa dan cuaca
Aku adalah aku,
Yang hidup hanya dengan hatiku
Berbicara juga dengan hatiku
Berjalan dengan hatiku
Bahkan menatapmu pun dengan hatiku
Namun, mengapa hatimu tak pernah lengkap membaca aku secara utuh ?
Takkan kutunggu lagi jawabmu
Bahkan tak perlu
Karena para bidadari telah memanggilku, menyuruhku segera pulang
Kepulangan yang kurindu dalam diam
Wahai aku,
Inilah kidung terakhirku
Yang kupersembahkan untukmu
jakarta, 23 maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar